Mengapa Usaha Warung perlu bertransaksi secara digital?
Selama Bisnis Warung berada di lokasi yang telah ditopang oleh akses internet yang mumpuni, maka, sejatinya Pemilik Warung segera memperbanyak transaksi digital, Go Cashless. Mengapa?
- Pencatatan keuangan jadi lebih lengkap (minimal mutasi rekening). Riwayat transaksi digital memudahkan pemilik warung dalam menyusun laporan keuangan dan memenuhi kewajiban pajak.
- Membuka akses modal dari lembaga keuangan formal (tidak perlu bergantung lagi dengan rentenir: mahal, tidak aman, meresahkan; atau dari keluarga).
- Memberi kenyamanan bagi konsumen modern (jangan sampai ada konsumen yang tidak jadi beli karena warung kita hanya terima uang fisik). Jika warung tidak menyediakan opsi pembayaran digital, pelanggan mungkin beralih ke kompetitor yang menyediakannya.
- Dapat menambah layanan belanja online bagi konsumen, misalnya konsumen jadi bisa pesan via whatsapp, lalu kirim bukti transfer atau bukti bayar, setelah pembayaran dikonfirmasi, warung dapat mengantarnya ke rumah konsumen, misalnya di jam 17.00 - 19.00 WIB.
- Bisa berdampak positif terhadap peningkatan omset. Banyak platform pembayaran digital menawarkan program loyalitas, cashback atau diskon yang menarik.
- Tren dunia sedang bergerak ke arah masyarakat tanpa uang tunai (cashless society). Konsumen modern yang lebih suka bayar secara digital akan terus bertambah, sehingga dan warung yang mengadopsi transaksi digital akan lebih siap menghadapi tantangan ini.
Bagaimana jika Lingkungan Belum Biasa Transaksi Digital?
Bisnis yang ingin naik kelas, jadi lebih modern kelola transaksi dan keuangan, akan lebih suka jika 100% transaksinya digital (jika memungkinkan). Mengapa? berikut ulasannya melalui tabel perbandingan.
Aspek |
Kelola Transaksi Cashless/Digital |
Kelola Transaksi Tunai & Digital |
Efisiensi |
Terhindar dari resiko salah hitung, meminimalisir pencurian |
Masih ada risiko kehilangan, pencurian, atau kesalahan hitung |
Biaya |
Hanya mengelola sistem 1 jenis transaksi |
Menanggung biaya dari kedua sistem (keamanan uang tunai dan komisi digital) |
Rekapitulasi |
Pencatatan dan pelaporan keuangan mudah karena semua transaksi tercatat secara digital |
Merepotkan harus 2x kerja, karena melacak transaksi dari dua sumber berbeda |
Analisis Data |
Memudahkan melihat pola penjualan dan preferensi pelanggan |
Tidak bisa utuh menganalisis pola penjualan karena ada 2 sumber data yang berbeda |
Kerugian |
Meminimalisir kerugian, terhindar dari uang palsu, fraud lebih sulit |
Berpotensi rugi karena marak beredarnya uang palsu, rawan fraud |
Dengan Aplikasi Transaksi Digital (seperti Livin Merchant):
Pemilik warung bisa seperti Alfamart atau Indomaret:
- Mengirim struk belanja kepada konsumen
- Memiliki catatan rincian transaksi per Stock Keeping Unit atau per jenis/varian barang
Sistem transaksi cashless memiliki keunggulan signifikan dibandingkan dengan model campuran tunai dan non-tunai, terutama dari segi efisiensi operasional, penghematan biaya, dan kemampuan analisis data. Meskipun model campuran mungkin masih diperlukan untuk mengakomodasi preferensi pelanggan dan infrastruktur yang tersedia, tren ke arah transaksi cashless tampak lebih menguntungkan bagi pemilik bisnis resto/warung dalam jangka panjang.
Bagaimana cara mengajak konsumen untuk transaksi digital?
Kalau konsumen belum terbiasa bertransaksi digital, kita bisa mengajak mereka untuk mulai dan lebih sering bertransaksi digital bersama kita, agar semakin banyak transaksi yang otomatis tercatat di mutasi rekening bisnis kita. Caranya?
- Beri Hadiah Menarik 🎁Berikan hadiah murah meriah bagi konsumen yang bayar secara digital dengan minimum transaksi (misalnya Rp50ribu) → dapat sunlight mini 45ml, atau deterjen, sample produk baru, toples/wadah penyimpanan produk, dsj.
*Tips: Apabila dapat hadiah gratis dari agen pemasok, optimalkan saja untuk hadiah ke konsumen. - Buat Paket Bundling Promo Lebih sering membuat paket-paket bundling promosi, misalnya: Senin ada paket Minyak Goreng 2lt (Rp38.000), Gula (Rp17.500), dan Garam (Rp2000) → total harga Rp57.500, tapi kalau dibayar secara digital Rp56.000. Kamis ada paket sembako lengkap Rp280.000, jika dibayar digital Rp270.000
- Bikin Katalog Produk di WA Bisnis dan persering update WA Story/WA Status
- Perjelas informasi pemesanan digital. Tampilkan nomor WA dan QRIS warung di bagian depan warung + tambah tulisan besar "BISA DIPESAN ONLINE via WA, kami antar" 🚚
Perbanyak Transaksi Digital = Membangun Reputasi ke Sistem Perbankan
Wirausaha Warung yang ingin naik kelas, umumnya memiliki aspirasi ini:
- Ingin menambah jenis barang dagangan.
- Ingin renovasi atau perbesar ukuran toko.
- Ingin buka cabang di lokasi lain.
- Ingin tambah cuan untuk raih cita-cita keuangan pribadi:
-
- Bisa menyekolahkan anak setinggi-tingginya
- Punya rumah sendiri atau renovasi rumah
- Punya mobil atau kendaraan pendukung bisnis
- Bisa naik haji atau umroh
- Bisa punya hari tua yang mandiri, gak bergantung sama kiriman uang dari anak.
Dalam perjalanan meraih cita-cita ini, hampir pasti akan ada keperluan pinjaman modal kerja. Karena memang, fungsi utama instrumen Hutang adalah sebagai akselerator pertumbuhan → alat untuk membeli waktu.
Apa yang terjadi jika kita tidak punya relasi dan reputasi yang baik di mata Bank?
- Pas butuh modal, pinjam ke keluarga (orang tua, mertua, kakak/adik) → (menurunkan ego, siap dicap punya hutang budi)
- Kalau keluarga gak punya uangnya? → pinjam ke teman/tetangga (sama, bikin malu juga ini, hutang budi juga)
- Kalau teman gak punya uangnya, atau, gak mau minjemin? → ke pinjol → mudah, cepat, tapi bunga TINGGI, limit pinjaman terbatas (umumnya untuk pinjaman awal s.d Rp3 juta) → bunga sekitar 0,1-0,2% per hari atau 3-6% per bulan.
- Kalau butuhnya Rp5 juta? → masih mau pinjam ke rentenir?? bunganya bisa 10-20% per bulan.
Ketika kita dalam kondisi butuh akses pinjaman modal, lebih enak mana:
- Nurunin gengsi minjem ke keluarga/teman,
- Relakan bayar mahal minjem ke pinjol atau rentenir?
- Punya akses pinjaman ke bank? (bunga jauh lebih rendah, umumnya hanya 0.5 - 1,5%/bulan), dilindungi regulasi, ada perlindungan konsumen yang jelas.
Jika C adalah pilihan Anda, ayo Go Cashless, sekarang!
Artikel ini disusun dari materi presentasi Ibu Dewi Meisari selaku CEO Tumbu dalam acara PodCast Bank Mandiri : UMKM Go Cashless pada 19 Maret 2025. Untuk lebih paham lagi tentang konsep korelasi Pembayaran Digital untuk Mempermudah terbukanya Akses Modal, simak tipsnya melalui video pembelajaran melalui klik tautan ini.
Penulis : Madinatul Munawarah